Cara Uji Disolusi dan Perhitungan
Uji Disolusi dan Perhitungan
Disolusi dapat diartikan dengan hilangnya daya kohesi suatu padatan karena pengaruh cairan yang menimbulkan dispersi homogen dalam bentuk ion atau molekul.
Obat ketika masuk ke dalam tubuh sebelum proses absorbsi maka akan mengalami disintegrasi, deagregasi dan disolusi.
Disolusi merupakan faktor penentu proses absorbsi obat ke dalam tubuh, terutama jika zat aktif mempunyai kelarutan yang kecil dalam medium gastrik intestinal. Modifikasi formula seperti menambahkan eksipien tertentu (surfaktan), membuat dispersi padat merupakan suatu upaya untuk memperbaiki kelarutan suatu zat aktif.
PERBEDAAN MSDS, COA DAN JENIS BAHAN FARMASI CEK!!!
Farmakope Indonesia VI menyebutkan ada 2 tipe alat yang umum digunakan yaitu:
Alat tipe 1 (keranjang) / basket apparatus
Alat 1 terdiri dari sebuah wadah tertutup yang bersifat inert yang berbentuk keranjang silinder. Alat ini umum digunakan untuk sediaan kapsul, granul, sediaan salut enterik, sediaan yang mengapung. Standar volume media yang digunakan 900/1000 ml.
Keuntungan dari alat tipe 1 memungkinkan perubahan pH saat pengujian, mudah diautomatisasi untuk pekerjaan rutin. sedangkan kerugiaannya adanya interaksi disaat sampel mengalami disintegrasi sampai terdisolusi.
Alat tipe 2 (dayung) / paddle apparatus
Alat ini umumnya digunakan untuk sediaan tablet, kapsul, granul, sediaan salut enterik. Standar volume digunakan adalah 900/1000 ml.
Keuntungan dari alat ini pertama mudah digunakan, ajeg dapat digunakan untuk percobaan dengan durasi waktu yang lama.
gambar alat uji disolusi tipe 1 |
PERBEDAAN FARMAKOPE III, IV, V DAN VI DALAM HAL EVALUASI MUTU TABLET CEKKK!!!
Medium disolusi
Didalam Farmakope masing-masing monografi obat mempunyai medium sendiri-sendiri. Medium dapar dan asam yang sering tertulis pada monografi.
Sebagai catatan bahwa gas yang terlarut di dalam medium harus dihilangkan terlebih dahulu, karena gelembung gas tersebut dapat merubah hasil dalam pengujian. Salah satu metode deaerasi adalah sebagai berikut:
Panaskan medium, sambil diaduk perlahan-lahan, hingga suhu 41 derajat, kemudian segera disaring menggunakan vakum dengan penyaring berporositas 0,45 mikrometer dengan pengadukan yang kuat dan terus divakum selama 5 menit.
Interpretasi hasil uji
Interpretasi hasil uji, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi dapat terpenuhi bila jumlah bahan aktif yang terlarut dari sediaan uji sesuai dengan tabel penerimaan. Pengujian dilakukan sampai tiga kali, kecuali hasil pengujian memenuhi tahap S1 dan S2.
Harga Q adalah jumlah bahan aktif yang terlarut seperti yang tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam presentase kadar pada etiket.
Contoh Uji Disolusi Tablet Rifampisin
Prosedur:
Enam tablet yang telah ditimbang kemudian dimasukkan dalam masing-masing tabung disolusi yang sudah berisi medium HCl 0,1 N sebanyak 900 mL dengan suhu 37 C dengan kecepatan putaran 50 rpm. Larutan pada masing-masing tabung dipipet sebanyak 5 mL pada menit ke 5, 15, 25, 35, 45 menit.
Pengambilan sampel larutan dilakukan pada daerah pertengahan antara permukaan medium sampai tanda batas., dimasukkan ke labu 10 mL kemudian di tambah HCl ad tanda batas. Lakukan pengukuran pada spektro pada panjang gelombang maksimum pada pengukuran sebelumnya.
Uji disolusi tablet rifampisin terpenuhi jika dalam 45 menit kadar terlarut tidak kurang dari 75%.
Rumus Perhitungan:
perhitungan % disolusi obat |
gambar grafik |
Pustaka:
KemenkesRI. 2013. Farmakope Indonesia ed V. Jakarta: Dirjen Binfar Alkes
Fudholi, A.2013. Disolusi Dan Pelepasan Obat in Vitro, Pustaka Belajar, Yogyakarta
Hadisoewignyo L dan Fudholi A. 2013. Sediaan Solida. Pustaka Belajar, Yogyakarta
Saputra, S.A., Zummah, A., & Kurniaewati, A. 2018. Evaluasi Mutu Sediaan Tablet Rifampisin Bermerek Dagang dan Generik Berlogo. In Prosiding SINTESIS (Seminar Nasional Sains, Teknologi dan Analisis)
Komentar
Posting Komentar