Metode Titrasi Dalam Penetapan Kadar Obat
Metode Titrasi dalam Penetapan Kadar Obat
Penetapan kadar obat secara volumetri / titrasi pada dasarnya merupakan analisis secara kuantitatif. Evaluasi mutu obat dilakukan agar obat yang dihasilkan memenuhi kriteria mutu, aman dan bekhasiat. Metode Titrasi merupakan metode secara konvensional yang masih digunakan dengan beberapa kelbihan diantaranya, kita dapat mengetahui normalitas suatu larutan dengan tepat dan teliti.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam analsis volumetri :
1. Alat pengukur volume (Buret, Pipet Volume)
Buret pada dasarnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu Buret Schellbach dan Non Schellbach, kalau dilihat dari warna ada buret yang berwarna dan tidak berwarna.
Buret berwarna digunakan untuk larutan yang berwarna seperti : I2 dan KMnO4 (Kalium Permanganat)
Pemakaian buret harus sesuai dengan kapasitas buret yaitu sekitar 30-70%, misal untuk titrasi awal kita menggunakan buret 50 ml kemudian ketika proses titrasi volume yang didapat adalah 10 ml maka buret yang digunakan selanjutnya adalah 25 ml.
cara menghitungnya adalah: 30% x 50 ml = 15 ml, jadi untuk memenuhi kapasitas buret maka hasil dari volume titrasi adalah 15 ml, jika hasilnya 10 ml maka buret 50 ml tidak bisa digunakan.
Farmakope Indonesia ada istilah Pengukuran Seksama yang artinya, pengukuran yang harus dilakukan denganmenggunakan alat ukur volumetrik (pipet volum/buret) yang mempunyai ketelitian hingga 0.1%
2. Neraca Analitik
Pengunaan neraca sebelum menimbang bahan perlu diperhatikan nilai kepekaan dari neraca tersebut.
Rumus kepekaan neraca adalah : Kepekaan / Berat minimal x 100% = 0,1%
Neraca analitik kepekaan 0,1 mg
0,1 mg / berat minimal x 100% = 0,1%
Maka berat minimal = 100 mg
3. Klasifikasi Titrasi
Sebelum melakukan titrasi pahami dulu mengenai jenis-jenis dari tiytrasi itu sendiri. Titrasi dapat dikelompokkan berdasarkan:
a. Bentuk dari reaksi
- Titrasi asam basa
- Titrasi redoks
- Titrasi pengendapan
- Titrasi kompleksometri
b. Berdasarkan titran yang dipakai
- Asidimetri
- Alkalimetri
- Permanganometri
- Argentometri
- Iodimetri
- Nitrimetri
Proses titrasi penetapan kadar NaHCO3 |
c. Berdasarkan cara penetapan titik akhir titrasi
- Titrasi visual
- Titrasi elektrometik
- Titrasi fotometrik
d. Berdasarkan konsentrasi uji
- Titrasi makro
- Titrasi semi mikro
- Titrasi mikro
e. Berdasarkan pelaksanaan titrasi
- Titrasi langsung
- Titrasi tidak langsung
- Titrasi kembali
- Titrasi blanko
Pemanasan dengan pakai spirtus |
4. Persiapan Baku Primer dan Skunder
Syarat baku primer yang perlu disiapkan ketika menggunakan metode titrasi adalah sebagai berikut:
a. Bersifat murni atau mudah dimurnikan, dengan % kemurnian 100 % atau mendekati
b. Ketika digunakan harus bersifat stoikiometrik sehingga dicapai dasar perhitungan
c. Zat bersifat tidak higroskopis (tidak mudah dipengaruhi kelembapan dan udara)
d. Mempunyai BE yang tinggi, sehingga ketika ditimbang resiko kecil kesalahan
e. Mudah didapat
Contoh baku primer : Asam Oksalat (C2H2O4), Natrium Tetraborat
Larutan baku skunder adalah larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara dibakukan terlebih dahulu dengan larutan baku primer.
Contoh : NaOH, H2SO4, I2
Komentar
Posting Komentar